Dua mahasiswa dari Politeknik Negeri Indramayu dilaporkan hilang terseret arus saat ikut kegiatan susur sungai di Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu. Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian intensif. Artikel ini mengulas kronologi, kondisi lapangan, dan pembelajaran pentingnya.
Kronologi Kejadian
-
Peristiwa terjadi pada Sabtu, 8 November 2025 siang sekitar pukul 12.30 WIB saat satu rombongan mahasiswa melakukan susur sungai/perahu karet dari Desa Legok menuju hilir di aliran Sungai Cimanuk, Kecamatan Lohbener. Liputan6+2Radar Indramayu+2
-
Rombongan terdiri dari tujuh mahasiswa. Saat melewati area Bendungan Karet Bangkir, perahu karet yang mereka tumpangi terhempas arus atau terbalik, sehingga lima mahasiswa terjatuh ke air dan dua di antaranya terseret arus dan belum ditemukan hingga berita ini ditulis. Liputan6+1
-
Tiga mahasiswa lainnya berhasil diselamatkan warga dan tim SAR. Liputan6+1
Upaya Pencarian
-
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Kantor SAR Bandung, Pos SAR Cirebon, unsur Polair Polres Indramayu, BPBD, dan relawan setempat diterjunkan ke lokasi kejadian. Liputan6
-
Pencarian fokus di sepanjang aliran sungai hilir bendungan dan area sekitar pintu air atau titik arus kuat. Kondisi medan dan arus sungai yang kuat menjadi kendala. Pojok Baca – Tak Hanya Sekedar Berita+1
-
Hingga saat laporan ini diambil, belum ditemukan identitas lengkap korban nor kondisi final pencarian.
Kondisi & Faktor Risiko
-
Bendungan Karet Bangkir merupakan bagian dari sistem aliran Sungai Cimanuk yang memiliki potensi arus deras terutama saat volume air tinggi atau perubahan aliran.
-
Aktivitas susur sungai/perahu karet di bendungan atau aliran hilir memerlukan penilaian risiko tinggi: arus tersembunyi, variasi kedalaman, perubahan mendadak.
-
Kegiatan dilakukan di luar jalur reguler wisata yang dimonitor; penyelenggaraan dan pengawasan kegiatan mahasiswa nampak belum ideal.
Dampak dan Relevansi
-
Insiden ini menegaskan bahwa kegiatan outdoor di perairan — walaupun tampak rekreasi — mempunyai risiko tinggi apabila tanpa protokol keselamatan yang matang.
-
Bagi institusi pendidikan seperti Polindra: harus ada standar operasional untuk program lapangan atau aktivitas susur sungai yang melibatkan mahasiswa.
-
Untuk masyarakat lokal: pengamanan dan pengawasan terhadap bendungan/area aliran sungai perlu ditingkatkan; warga dan pengguna aktivitas air perlu beri perhatian ekstra.
Pelajaran & Pesan Penting
-
Penggunaan pelampung & alat keselamatan wajib: Semua peserta harus dilengkapi dan diawasi ketika melakukan aktivitas di perairan dengan potensi arus kuat.
-
Survei lokasi dan kondisi aliran sungai sebelum aktivitas: kondisi bendungan atau sungai bisa berubah cepat, terutama bila aliran terbuka atau volume air besar.
-
Pendamping profesional dan komunikasi darurat: Musti disediakan jalur komunikasi, tim darurat dan prosedur evakuasi untuk tiap kelompok kegiatan.
-
Koordinasi dengan instansi lokal: BPBD, SAR, Polair perlu dilibatkan sejak perencanaan agar respons cepat bila terjadi insiden.
-
Kesadaran risiko harus ditanamkan kepada mahasiswa/peserta: bahwa aktivitas yang tampak “menyenangkan” bisa berpotensi fatal jika tidak disiapkan dengan aman.
Kesimpulan
Kejadian “dua mahasiswa terbawa arus” di Bendungan Karet Bangkir menjadi alarm penting bahwa kegiatan air — khususnya di bendungan atau sungai dengan arus tak terduga — tidak bisa dipandang remeh. Kebutuhan akan standar keselamatan, pengawasan, dan kesiapan darurat harus menjadi prioritas. Pencarian masih berlangsung; institusi, penyelenggara dan masyarakat harus segera memformalisasi protokol agar tragedi serupa tidak terulang.