Pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah menggodok regulasi yang mewajibkan registrasi nomor HP baru dengan “rekam wajah” (face recognition). Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan operator lain menyatakan dukungan — tapi juga menekankan bahwa implementasi harus aman dan tidak memberatkan pengguna.
🧾 Latar Belakang: Kenapa Rekam Wajah Diusulkan
-
Selama ini, registrasi kartu SIM di Indonesia dilakukan berdasarkan data administratif: NIK + nomor KK (Kartu Keluarga). Tapi sistem ini ternyata rentan disalahgunakan — nomor bisa disalahgunakan untuk penipuan, spam, atau penyebaran hoaks. medcom.id+2Liputan6+2
-
Karena itu, Komdigi menyiapkan rancangan regulasi baru (RPM Registrasi Pelanggan) yang menetapkan: pelanggan baru wajib registrasi menggunakan data kependudukan dan biometrik wajah (face recognition). detikinet+2detikcom+2
-
Bagi calon pengguna di bawah 17 tahun yang belum punya KTP, registrasi bisa menggunakan data wajah kepala keluarga di KK, sebagai upaya inklusivitas. detikinet+1
-
Regulasi ini akan diterapkan secara bertahap, dengan masa transisi satu tahun setelah PM diterbitkan; artinya, saat awal kebijakan jalan, registrasi bisa tetap memakai NIK + KK dulu. Antara News+1
Tujuan utama regulasi ini: memperkuat validitas identitas pengguna dan mengurangi potensi penyalahgunaan nomor — demi keamanan digital nasional. Liputan6+2Komdigi+2
📢 Respons Operator Seluler (Opsel)
-
Indosat Ooredoo Hutchison menyatakan dukungan terhadap wacana rekam wajah. Mereka menyebut bahwa biometrik bisa jadi alat validasi efektif selama penerapannya tidak “memberatkan konsumen”. detikinet+1
-
Telkomsel dan operator lain juga mendukung rencana ini. Mereka percaya bahwa face recognition bisa memperkuat keamanan identitas pelanggan, membantu menekan praktik penipuan lewat nomor seluler. CNN Indonesia+2Ambisius News+2
-
Namun, opser menyampaikan catatan penting: implementasi harus disertai infrastruktur teknis yang andal, perlindungan data pribadi, dan proses yang mudah bagi pelanggan. detikinet+1
Intinya: operator tak menolak wacana — malah mendukung, dengan syarat prinsip kemudahan, keamanan, dan transparansi tetap dijaga.
🎯 Potensi Manfaat & Tantangan
✅ Manfaat Potensial
-
Validasi identitas lebih kuat — mengurangi risiko nomor HP disalahgunakan orang lain.
-
Meminimalkan penipuan digital — banyak kasus penipuan berawal dari nomor anonim atau palsu. Face recognition bisa mempersempit ruang itu.
-
Keamanan data pelanggan lebih tinggi — apabila sistem implementasi dijaga dengan aman.
⚠️ Tantangan & Kekhawatiran
-
Privasi & perlindungan data: Data wajah adalah data sensitif; kalau bocor, konsekuensinya serius. Wajib ada proteksi dan enkripsi.
-
Kesiapan teknis & akses: Tidak semua pengguna — terutama di daerah terpencil — punya perangkat/pengalaman untuk registrasi biometrik.
-
Beban administratif & waktu: Proses verifikasi tambahan bisa membuat aktivasi nomor baru lebih rumit atau lambat.
🧭 Kesimpulan — Evolusi Registrasi, Tapi Butuh Implementasi Bijak
Wacana rekam wajah untuk daftar nomor HP baru adalah langkah maju agar sistem registrasi kartu SIM makin valid dan aman. Respons operator menunjukkan bahwa sektor seluler siap mendukung — asalkan implementasinya adil dan mempertimbangkan kenyamanan konsumen.