Bupati Kukar Bahas Lifting & Energi di Forum Hulu Migas

Bupati Kutai Kartanegara (Bupati Kukar Edi Damansyah) menghadiri Executive Meeting Hulu Migas Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) yang digelar oleh SKK Migas.
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam membahas peningkatan lifting migas serta memperkuat ketahanan energi di tingkat nasional maupun daerah.

Kegiatan yang berlangsung di Yogyakarta pada awal Desember 2024 itu dihadiri oleh sejumlah kepala daerah penghasil migas, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), serta pemangku kepentingan energi nasional.

Baca juga: Kukar Kembangkan Energi Terbarukan di Pedalaman

Dalam forum tersebut, Bupati Kukar menegaskan pentingnya sinergi pemerintah daerah dengan pelaku industri hulu migas agar manfaat sektor energi bisa dirasakan langsung oleh masyarakat lokal.

“Kami ingin memastikan sektor migas tidak hanya berorientasi pada produksi nasional, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan membuka lapangan kerja baru bagi warga Kukar,” ujar Edi Damansyah dalam pernyataannya.

Pemerintah Kukar berencana menggandeng Perusda Mahakam Gerbang Raja Migas (MGRM) untuk memperkuat rantai pasok bahan bakar di wilayah setempat. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi distribusi energi serta pendapatan asli daerah (PAD).

Lihat juga: Strategi Kukar dalam Meningkatkan PAD dari Migas

Dalam paparannya, SKK Migas Kalsul menyoroti bahwa wilayah Kalimantan, termasuk Kutai Kartanegara, masih memiliki potensi cadangan migas yang besar. Namun, pencapaian lifting nasional perlu ditingkatkan.

Data dari SKK Migas menunjukkan hingga kuartal III 2024, lifting minyak nasional mencapai 610 ribu barel per hari, sedikit di bawah target 625 ribu barel per hari. Untuk gas bumi, produksi mencapai 5.700 MMSCFD.

Sebagai daerah penghasil, Kukar berkomitmen mendukung target nasional dengan menyediakan infrastruktur, mempercepat perizinan, dan menjaga stabilitas operasional.

Untuk memperkuat ketahanan energi, Pemkab Kukar juga mendorong pemanfaatan energi alternatif berbasis gas dan surya, terutama untuk daerah pedalaman yang belum teraliri listrik melalui program Terang Kampungku.

Asisten II Setkab Kukar, Ahyani Fadianur Diani, menyampaikan bahwa Pemkab Kukar terus mendorong program berbasis energi dan pangan secara terpadu.
Salah satunya adalah pengembangan lahan ketahanan pangan seluas 8,5 hektare di beberapa kecamatan yang didukung oleh aktivitas hulu migas.

“Kami memastikan kegiatan migas dapat berjalan berdampingan dengan program pangan dan energi berkelanjutan di Kukar,” ujar Ahyani.

Langkah tersebut juga mendukung arah kebijakan transisi energi nasional sebagaimana disampaikan oleh Kementerian ESDM dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) yang menargetkan Kalimantan Timur menjadi pusat energi hijau masa depan.

Baca juga: Kukar Siap Dukung Transisi Energi IKN

Meski potensi besar, sektor hulu migas di Kalimantan Timur menghadapi beberapa tantangan, seperti tumpang tindih lahan, perizinan lintas sektor, serta peningkatan kapasitas SDM lokal.
Pemerintah Kukar berharap dukungan dari KKKS yang beroperasi di Kukar untuk memperluas program tanggung jawab sosial (CSR) dan pelatihan tenaga kerja lokal.

Kepala Perwakilan SKK Migas Kalsul menyebut Kukar sebagai contoh daerah yang memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan energi dan lingkungan.

“Sinergi seperti ini penting agar daerah tidak hanya menjadi penghasil energi, tetapi juga penerima manfaat utama,” ujarnya.

Dengan cadangan minyak dan gas yang signifikan, Kukar memiliki peluang besar menjadi pusat energi di Kalimantan Timur.
Pemerintah daerah menegaskan akan terus memperkuat kerja sama dengan SKK Migas dan KKKS untuk memastikan operasi berjalan efektif sekaligus mendukung visi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang ramah lingkungan.

Artikel terkait: Peran Hulu Migas dalam Pembangunan IKN

Kehadiran Bupati Kukar dalam Executive Meeting Hulu Migas Kalimantan dan Sulawesi menandai langkah nyata dalam memperkuat sektor energi daerah. Melalui sinergi antara pemerintah daerah, industri migas, dan masyarakat, Kutai Kartanegara diharapkan mampu menjadi model daerah penghasil migas yang mandiri, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *