Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan seluruh biaya pengobatan korban ledakan di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, akan ditanggung penuh oleh pemerintah daerah. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap para siswa dan guru yang menjadi korban insiden tersebut.
Ledakan yang terjadi pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB mengejutkan seluruh warga sekolah. Suara dentuman keras terdengar hingga radius ratusan meter dari lokasi kejadian, menyebabkan kepanikan di kalangan siswa dan guru. Beberapa di antaranya mengalami luka ringan hingga luka bakar dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Dalam keterangan pers di RS Islam Cempaka Putih, Gubernur Pramono menegaskan bahwa seluruh korban akan mendapatkan perawatan medis terbaik tanpa perlu khawatir mengenai biaya. “Pemerintah Provinsi DKI akan menanggung semua biaya pengobatan, baik di rumah sakit negeri maupun swasta. Kami pastikan tidak ada keluarga korban yang terbebani,” ujarnya.
Sejumlah korban kini dirawat di beberapa rumah sakit, termasuk RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih. Pemerintah juga memastikan biaya non-medis seperti transportasi dan kebutuhan darurat lainnya akan difasilitasi melalui dinas sosial. Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti, menyebut pihaknya telah menurunkan tim medis tambahan untuk memantau kondisi korban secara intensif. https://www.liputan6.com/
Sementara itu, polisi bersama tim laboratorium forensik (Puslabfor Polri) masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab ledakan. Dugaan awal mengarah pada reaksi bahan kimia di laboratorium sekolah yang memicu ledakan. Namun, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait sumber pasti bahan tersebut. Kawasan sekolah kini disterilkan dan dijaga ketat oleh aparat gabungan.
Sejumlah siswa yang menjadi saksi mengaku sempat mencium bau menyengat sebelum ledakan terjadi. “Awalnya tercium seperti bau bahan kimia dari arah lab, lalu tiba-tiba terdengar suara ledakan keras,” ujar salah satu siswa kelas XI yang enggan disebutkan namanya.
Langkah cepat Pemprov DKI diapresiasi oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Juru bicara kementerian menilai kebijakan tanggungan penuh ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melindungi peserta didik dan tenaga pendidik.
Selain menanggung biaya, Pemprov DKI juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar keamanan laboratorium sekolah di seluruh wilayah Jakarta. Pemerintah menargetkan peningkatan sistem keselamatan kerja serta pelatihan rutin bagi guru dan teknisi laboratorium agar kejadian serupa tidak terulang.
Pramono menegaskan bahwa keselamatan siswa adalah prioritas utama. “Kami akan memastikan seluruh sekolah di Jakarta memiliki sistem keamanan yang sesuai standar nasional. Insiden ini menjadi pengingat bahwa keamanan harus menjadi perhatian utama,” katanya menutup pernyataan.
Dengan langkah konkret ini, Pemprov DKI menunjukkan kesigapan dalam penanganan darurat sekaligus kepedulian terhadap masyarakat pendidikan. Proses investigasi masih berjalan, dan hasil resmi diharapkan dapat diumumkan dalam waktu dekat.